Komitmen Tekan Emisi Karbon di Operasi Migas, Regional Indonesia Timur Dukung Penyusunan Rencana Aksi Implementasi CCUS di Indonesia
Jakarta- Komitmen Regional Indonesia Timur Subholding Upstream Pertamina mendukung dekarbonisasi menuju net zero emission dan peningkatan produksi mendapatkan apresiasi, dengan keterlibatan perusahaan dalam penyusunan rencana aksi penerapan proyek Carbon Capture and Storage (CCS) dan Carbon Capture, Utilization, and Storage (CCUS) di Indonesia.
Hal ini terangkum dalam Focus Group Discussion (FGD) berjudul “Towards Net Zero Emissions: Indonesian Project Development of CCS and CCUS” pada Kamis (29/8/2024) yang dilaksanakan Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia Minyak dan Gas Bumi (PPSDM Migas) yang melibatkan berbagai pemangku kepentingan guna merumuskan strategi yang efektif untuk mengatasi tantangan serta memanfaatkan peluang dalam penerapan project ini di Indonesia.
Kegiatan ini dihadiri oleh Direktur Pembinaan Hulu Migas, Ariana Soemanto sebagai keynote speaker, Sekretaris Jenderal Dewan Energi Nasional Djoko Siswanto, Direktur Regional Indonesia Timur Muhamad Arifin dan Deputy Director General, CCS Project Department, JOGMEC (Japan Organization for Metals and Energy Security) Hiroshi Okabe. FGD ini juga dihadiri oleh Pertamina RU V Balikpapan, BP Berau Ltd, Inpex Masela Ltd, ExxonMobil, Petrochina Jabung, Chevron, dan KKKS lainnya.
Hasil FGD diharapkan menghasilkan dokumen rekomendasi konkret dan rencana aksi mendukung keberhasilan implementasi proyek CCS dan CCUS di Indonesia. CCUS merupakan teknologi yang dapat diimplementasikan untuk mencapai target penurunan emisi Gas Rumah Kaca dan menghambat kenaikan suhu bumi. Keuntungan dari implementasi teknologi ini adalah dapat menaikkan produksi minyak dengan proses injeksi C02.
CCUS di Sukowati, Bojonegoro, Jawa Timur merupakan upaya PT Pertamina (Persero) setelah sebelumnya sukses melakukan penyuntikan perdana CO2 di Lapangan Jatibarang.
Muhamad Arifin mengatakan CCS/CCUS menjadi pilar bagi Pertamina sebagai komitmen dan strategi jangka panjang, dimana di seluruh usaha Pertamina terdapat 11 ongoing project untuk 7,3 Giga Ton CO2 storage untuk potensi CCS/CCUS, dan kami menargetkan di tahun 2030 bisa mencapai 6,97 MTPA CO2.
“Dalam menjalankan peran sebagai pendukung ketahanan energi nasional, kami mengacu pada indikator Environmental, Social & Government (ESG) untuk mewujudkan kinerja keberlanjutan, khususnya melakukan upaya dekarbonisasi dari operasi kami. Harapan kami, di tahun 2029, CCUS Field Sukowati bisa berhasil mencapai fase operation nya (1st stage of development). Berikutnya Lapangan di Sulawesi - Banggai yaitu lapangan Donggi Matindok dan Senoro yang juga bekerja sama dengan JOGMEC,” ujar Muhamad Arifin.
Indonesia terus berkomitmen mengurangi emisi gas rumah kaca, salah satunya dari sektor energi, melalui pengembangan energi terbarukan, implementasi konservasi energi, maupun penerapan teknologi bersih. Salah satu upaya yang ditempuh dalam penerapan teknologi bersih adalah pengembangan dan pemanfaatan CCS/CCUS. Teknologi CCS dan CCUS memungkinkan penggunaan bahan bakar fosil dengan emisi yang lebih rendah, sehingga dapat mendukung transisi ke ekonomi rendah karbon tanpa mengorbankan keamanan energi.
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menargetkan mayoritas dari 15 proyek CCS/CCUS akan beroperasi mulai 2030. Potensi penyimpanan CCS di Indonesia sebesar 577,62 Giga Ton yang terdiri atas Depleted Oil & Gas sebesar 4,85 Giga Ton dan Saline Aquifer sebesar 572,77 Giga Ton.