Komitmen Dukung Energi Bersih Berkelanjutan, Regional Indonesia Timur Gelar Diskusi Potensi dan Tantangan EBT di Indonesia
Jakarta – Memperingati Bulan Kesehatan, Keselamatan, Kerja Nasional (BK3N) 2024, Regional Indonesia Timur Subholding Upstream Pertamina menyelenggarakan "Environment Talk Show: Perkembangan Energi Baru Terbarukan di Indonesia: Potensi dan Tantangan" pada hari Kamis (15/02), bertempat di Patra Jasa Office Tower, Jakarta. Upaya ini seiring dengan target Indonesia memiliki target EBT sebesar 23% pada bauran energi nasional pada tahun 2025 dan komitmen Indonesia untuk mengurangi emisi hingga 29% pada tahun 2030, menuju energi yang lebih bersih dan berkelanjutan.
Kegiatan ini dihadiri Direktur Regional 4 – Indonesia Timur Muhamad Arifin, serta pekerja secara offline dan online dengan menghadirkan dua narasumber Oki Muraza, SVP Technology and Innovation Direktorat Strategi, Portofolio dan Pengembangan Usaha PT Pertamina (Persero) dan Zagy Yakana Berian, Pendiri Society of Renewable Energy, Awardee Eco Business, dan Youth A-List 2022. Diskusi dipandu oleh Tania Pramandewi Busran, Asst.Man Enviroment sebagai moderator.
Arifin dalam pembukaanya menjelaskan pentingnya mendukung transisi energi dalam proses bisnis saat ini. Pada periode transisi energi, energi fosil seperti minyak dan gas bumi, serta batubara masih memiliki peran penting untuk dikembangkan sebelum energi yang lebih bersih tersedia. Untuk itu pemerintah terus mendukung peningkatkan produksi migas nasional dengan menargetkan produksi minyak sebesar 1 juta barel per hari dan gas bumi 12 BSCFD pada tahun 2030. “Kita harus mendukung kesiapan pada saatnya energi baru dan terbarukan menjadi pemimpin dalam suplai energi,” ujar Arifin.
Oki Muraza memaparkan tentang Technologies for Energy Security, Sustainability & Renewable Energy. Beliau menjelaskan teknologi-teknologi yang sebelumnya berhasil diterapkan di sumur-sumur Pertamina untuk meningkatkan produksi dan perkembangan penerapan energy terbarukan, juga upaya Pertamina menuju net zero emission melalui potensi gas, geothermal dan bioenergy.
Zagy Yakana Berian memaparkan tentang Perkembangan New and Renewable Energy di Indonesia. Dia menjelaskan saat ini pemanasan global menjadi isu penting dunia, dimana sektor migas menjadi penyumbang yang cukup besar. “Jika business-as-usual masih berlanjut, dimana bisnis tidak mengintegrasikan upaya keberlanjutan dan rendah emisi, maka diprediksi pemanasan global akan semakin intensif,” ujarnya.
Dia mengatakan perusahaan saat ini harus serius memikirkan kinerja Environmental, Social, and Governance (ESG) yang menjadi penilaian investor terhadap badan usaha dalam performa bisnis tercermin dalam laporan berkelanjutan.
Saat ini pemerintah mendorong perusahaan untuk berkomitmen dalam ESG dan pengurangan emisi, sejalan dengan target Paris Agreement dimana sektor energi merupakan sektor prioritas. Di sisi lain investor kini memiliki preferensi pada investasi hijau. Selain itu, investor mempertimbangkan kemampuan Perusahaan dalam mengelola ESG.
Perusahaan minyak dan gas telah menerapkan upaya ESG dan menjadikan hal ini sebagai keunggulan kompetitif“Di sisi lain industri minyak dan gas cenderung memiliki risiko ESG yang tinggi, diantaranya kebocoran pipa, polusi, kebakaran kilang, kontaminasi penggunaan air,” tambahnya. Dalam kegiatan tersebut dibuka juga diskusi bagi narasumber dan pekerja yang hadir offline dan online. Kegiatan diakhiri dengan kuis mengenai energi terbarukan.
Informasi Umum
Regional Indonesia Timur Subholding Upstream Pertamina merupakan pengelola hulu migas yang secara geografi tersebar di Jawa Timur, Sulawesi, Kepulauan Maluku dan Papua yang terdiri dari asset offshore dan onshore. Selain itu, terdapat 1 aset downstream yaitu Donggi Senoro LNG. Wilayah kerja di bawah Regional Indonesia Timur yaitu Zona 11 (Alas Dara Kemuning, Cepu, WMO, Randugunting, Sukowati, Poleng, Tuban East Java), Zona 12 (Jambaran Tiung Biru, Banyu Urip), Zona 13 (Donggi Matindok, Senoro Toili, Makasar Strait), dan Zona 14 (Papua, Salawati, Kepala Burung, Babar Selaru, Semai).